Monday, June 1, 2009

22 : Akhirnya. *)

Apakah kalian pernah melewati satu fase di mana kalian memulai sesuatu tanpa merencanakan akhirnya?

Atau merancang sebuah cerita tanpa pernah tahu seperti apa penutupnya?

Aku pernah.
Dan sayangnya, aku terlalu menikmati jalan ceritanya. Aku lupa, semua cerita harus memiliki muara. Seperti air sungai yang berkumpul di samudera.

Jangan anggap ini sebagai sebuah nasihat atau cerita bijak. Percayalah tidak ada yang bisa diambil dari cerita ini. It’s just a story of mine. And one of my stories is over now.

The story of my blue horizon turns into history.

***

Kau boleh percaya. Kalaupun tidak, juga tak apa. Ketika aku menuliskan ini, mendadak hujan turun. Bahkan tanpa rintik di awal. Gelegar petir menyambar, membuat kaca di Black Canyon sedikit bergetar.

Aku masih di sana, di tepi jendela. Getaran kaca menyadarkan aku kepada sesuatu. Refleks aku menoleh ke luar. Langit di atas sana tak lagi biru. Ia telah berubah kelabu.

Aku hanya ingin kau tahu. Hatiku tidak berubah menjadi abu. Pesan yang kau tinggalkan di salah satu account jaringan sosialku memang cukup membuat termangu. Setelah lama tak bertukar kabar, mendapati namamu ada di dalam inbox cukup membuatku berdebar.

To be honest, I already predicted what it was.
This was about the ending of our story.

Percayalah, aku tidak terkejut.
Oh, sedikit kehilangan. Tentu saja.

Dan ini yang justru lebih mengejutkan aku. Merasa kehilangan.

***

22 Januari 2009, pesan itu masuk ke inbox Friendsterku.

Dari namanya saja aku sudah tahu. Engkaulah biru itu. Entah apa yang mendorongku untuk menunda membuka pesanmu.
Ini berbeda dari biasanya. Dulu, setiap kali mendapati namamu di inbox e-mail atau Friendster, aku selalu bergegas membukanya. Seharian, aku bisa tersenyum. Padahal, itu hanya e-mail singkat yang terkadang sekadar penanda kalau kita masih saling mengingat.

Entah mengapa hari ini aku tak ingin tergesa. Judul pesanmu pun sebenarnya tampak netral. Tak mengindikasikan apa pun. Hanya saja, sebuah suara yang berbisik halus di balik telinga, membuatku menunda membukanya. Ini terdengar tidak logis untuk orang yang realistis. Tapi, satu ketika kamu harus memercayai intuisi.

Ia memberitahumu sesuatu yang segera akan kauhadapi.

Dan dugaanku benar. Intuisi tidak pernah bisa diabaikan. Berteman baiklah. Sebab kenyataan akan menyusup diam-diam, menjelma firasat yang memberikan tanda untukmu dari balik sebuah kenyataan.

Apa yang disisakannya untukmu?
Kenangan.

Itu tak akan bisa kauhilangkan dari ingatan, sekalipun kau ingin menguburnya. Serapat apa pun.

Aku ingin mengingatnya sebagai sebuah cerita yang layak kita bayangkan, bisa sambil tersenyum, bisa juga sambil menghela napas. Bahkan mungkin suata saat, kita akan tergelak mengingat kebodohan-kebodohan yang kita lakukan.

Tak ada yang salah. Dan seperti yang kautuliskan. Sebagian dari kenangan itu sebaiknya memang tetap tersembunyi. Menjadi obrolan imajiner kita di meja makan.


…. I'm gonna let this story remain hidden deep inside. And remembering what happened on the night before you leave, inside the maroon red ***** skylark. Some memories are best kept hidden.

Tidak ada yang perlu berubah, selain mengingat semuanya sebagai sebuah cerita yang harus kita kenang dalam diam.

***

Angka 22 tak pernah istimewa buatku. Dan tiba-tiba dua angka kembar ini menjadi penanda yang cukup menarik untuk sebuah ucapan selamat menciptakan cerita baru.

Instead of goodbye sign, this number turns into a sign to say ‘Welcome to the new story of our life.’

Tak ada ucapan selamat tinggal yang perlu diucapkan. Karena tak ada yang benar-benar kita tinggalkan. Kau dan aku hanya berpindah ke cerita lain.

Dan ini yang mungkin membuat aku merasa kehilangan. Cerita kita sudah tak lagi berjalan pada plot yang sama.

Aku dan kau tak lagi berada dalam satu cerita.

***

Kata orang, ada terlalu banyak kebetulan dalam hidup. Tapi menurutku, ini bukan kebetulan. Segala sesuatunya sudah terencana. Ini pertanda. Alam memberi isyarat, dan kita membacanya. Hanya terkadang, kita tak pandai memberi makna.

Hujan berhenti ketika tulisan ini selesai.
Perlahan langit kembali biru.

Yep, some memories are best kept hidden.
I agree with you.

22 Maret 2009, aku mengirimkan pesan balasan untukmu tanpa berharap akan menerima balasan.


Black Canyon, 22 Maret 2009
Dan hujan pun reda di luar sana.

*) Ini cerita terakhir saya tentang ‘Biru’. Seharusnya diposting tanggal 22 April 2009 lalu, namun saya mengurungkannya.

27 comments:

Ello Aris said...

Good, emang suatu kebeteluan dalam hidup itu memang ada.
tulisan yang cukup bagus

windy said...

@ello'maniak story': terima kasih.

Anonymous said...

maap tante, orang kere', save as duLu ah..

*komen nya menyusuL* :mrgreen:

saLam kenaL ya tante.. heho

windy said...

@tuannicogarukgarukkepala : salam kenal juga. hehehe

achie said...

Aku juga pernah. Mengawali sebuah cerita tanpa tau akhirnya. Sampai ketika aku pun tersadar bahwa tiap cerita pasti punya akhir. Percis spt yg dceritakan mba windy. :)

Salam kenal mba. Aku pasif reader blognya mba windy. Selalu senang mampir kemari krn blog ini slalu punya nyawa. :) mdh2an bs lebih sering nulis y mba. (^_+)

windy said...

@ achie...
terima kasih ya untuk selalu mengintip blog ini. ;) tadi saya mampir ke blog kamu. tulisan tentang malamnya menarik. ;)

achie said...

huaaa.. senangnya mba windy mw mampirrr.. :p malam juga yg menyampaikan rasa rinduku akan tulisannya mba windy.. mdh2an qta bs brtemu d suatu malam y, entah kapan ;)

penulis basi said...

mampir mampir dengan membawa 1kg buah buahan

hehehehehe

salam kenal ya mbak windy.....

Andie said...

wah.
tulisan yang bagus nih mbak.
mampir keblogku ya mbak windy!
:D

http://andiebuytank.blogspot.com

Bayu The Maniac said...

kren banget tulisannya mbak ..
aq jadi kagum nih ama kata-kata mbak ...
hehehe ...
brkunjung ke blog aq yah mbak ..
http://bayuanddagumaju.blogspot.com/

Tha..^^ said...

gw selalu suka banget ama tulisannya mbak windy ^^

Setya Nurul Faizin said...

dan memulai cerita tanpa perlu merasa hirau pada muaranya, sama halnya menaiki bis umum tanpa tahu jurusan dan arahnya.. yang terjadi selanjutnya, sangat tergantung pada diri kita, situasi, atau bis tersebut.. tapi kayaknya kebanyakan berujung pada kekecewaan, penyesalan, kesedihan.. (atau mungkin karna pengalamanku berbicara begitu? :p)

halo mba windy.. jujur, ini kunjungan pertamaku.. pertama kali kenal mba windy pas bedah buku Studying Abroad di SMA N 1 Purwokerto.. dari pertama lihat, ak langsung suka gayanya tuh.. hohhohoo..

kunjungan balik ya mba.. ^_~

cozycorner said...

i may call u a great woman with a big heart =))

ga banyak cewe yang bisa menerima kehilangan, kegagalan dalam cinta sehebat mbak..
at last, memang kenangan akan membuat kita hidup, walo kadang sakit.. hehehe...

salute =D

Andie said...

ga da yang baru yak mbak windy.?
heheheh :D:D:D

Unknown said...

Hi, aku menemukan blog ini tanpa sengaja...

postingnya bagus sekali, sampe merinding bacanya...ada suatu massa ketika dulu aku pernah berperan sebagai 'biru'....

salam kenal.....

salam, indonf

Tolush said...

Hi…



Ada info penting banget nih.. Tahun ini Jawaban.Com kembali mengadakan event gede-gedean untuk Para Bloger Kristen, yaitu Christian Indonesian Blogger Festival 2009 (CIBfest 2009). CIBfest kali ini bertema "Menjadi Jawaban Melalui Kreativitas Yang Berdampak". Ada hadiah berupa uang tunai Rp. 15 Juta Rupiah untuk 3 orang pemenang.Pastikan kamu ikutan juga Writing Competitionnya, siapa tahu hasil tulisan kamu terpilih untuk dibukukan! Yupz, Jawaban.Com bekerjasama dengan PT. Elex Media Komputindo akan menerbitkan buku kumpulan karya finalis CIBfest. Kamu ingin ikut terlibat dalam event ini? Caranya gampang dan Gratis!!! Ayo buruan daftar!! Pendaftaran terakhir tgl 30 Agustus 2009 loh.. Jadi log on langsung ke www.cibfest.jawaban.com



Di tunggu yaaa….. God Bless…

windy said...

sne@bayu: terima kasih sudah mampir. ;) banyak terima kasih karena sudah mau membaca.
@tha: makasiiih. senangnya!!! jadi malu. ;p
@cozy corner : you can call me whatever you want. ;) thanks for visiting and dropping a comment.
@indon: makasiiiih. ;) saya sudah berkunjung ke web-nya.

Yahya Mahmud said...

satu hal yg pasti, akhir itu selalu ada. bentuknya bisa apa saja. membiarkannya tetap terbuka membuat kita punya tenaga untuk menjalani apa yang ada, hari ini. cerita yg menarik...

deny bud said...

Tulisan asyik. Rimanya kena. Seperti sedang bersenandung saja layaknya. Berapa lama bikin tulisan itu mbak? Kalau hanya dalam sehari, dan tanpa diedit lagi, two thumb 4 U

windy said...

@joe: terima kasih. mulai nulis sampai selesai butuh sekitar 3-4 jam tanpa diganggu apa pun. biasanya saya menulis sambil mengedit. tapi saya tidak menyarankan ini dilakukan oleh orang lain. ;). tapi untuk mem-postingnya, saya bisa menunggu lebih lama dari proses menulisnya. entah, kadang kita tahu dengan sendirinya, kapan sebuah tulisan harus di posting.

el afiq ahmad said...

Bagus banget mbk, oia boleh minta alamat email?

regards,
afiq

kepa.art@gmail.com

trUe lovers said...

wuAh kak..bahasanya lePAs banGEt
baKu n PUitis..hehe. jadi tErmoTivasi. saYA senEng banget nie bISa buKA bLog ne.. salam keNAl y mBAk

Riyuta said...

keren....
^_^

windy said...

dear all,
begitu buka blog ini jadi merasa bersalah karena lama tak digarap. terima kasih ya terus setia mengunjungi blog ini. :)

-Ryrie- said...

aku juga tak pernah tau bahwa semua hal harus bermuara, karena perjalananku pun belum sempat direncanakan akan seperti apa akhirnya,, hufftt,,

tulisannya bagus banget mba windy ^_*

Wajah dalam topeng said...

Aku adalah orang yang sangat takut dengan KEHILANGAN, KEPERGIAN, MELEPASKAN,KEMATIAN, THE END, AKU IKUT BAHAGIA ATAS KEBAHAGIANMU, and BERPISAH ADALAH YANG TERBAIK UNTUK KITA!!
Boleh kah kau katakan apa yang harus ku lakukan??
(Karena sprtinya kau adalah orang yang bersahabat dengan semua itu.)

Me : yang sangan mengagumimu.

Ikilubis said...

Mba windy semua cerita buat kagum:)))